Advertisement

KULIAH PERDANA PENUH PESONA

#RESUME 1
Oleh : YULIATI,S.Pd

Tak asing dengan istilah "Jatuh cinta pada pandangan pertama" bukan?


Itulah kiranya yang saya alami saat ini. Ya ... saya langsung jatuh cinta pada kuliah perdana malam ini (kamis, 16/1/2020). Suatu perkuliahan online dikelas WAG "Menulis Bersama OM Jay (baca : Wijaya Kusumah Guru Blogger Indonesia)" saya rasakan begitu memukau penuh pesona.

Jarum jam menunjuk waktu 20. 03 WIB, perkuliahan online dibuka dengan renyah oleh adik Intan Rahmadani (mahasiswi Sastra Inggris UIN Bandung) yang didaulat untuk menjadi moderator. Adapun narasumber kuliah perdana ini adalah Bapak AGUS SAMPURNO pengelola blog guru kreatif.wordpress.com.

Sebagai pengelola blog guru tak heran jika malam ini beliau berbagi tentang "Asyiknya Ngeblog", "Blog dan semangat kekinian di dunia pendidikan" serta "Kiat menjaga konsistensi dalam menulis blog". Sebagai pemula dalam hal menulis, ketiga topik yang ditawarkan beliau tentunya sangat menarik bagi saya, karenanya saya langsung menyiapkan diri untuk bertanya dengan harapan beliau dapat memberikan pencerahan bagi saya yang notabene punya banyak blog namun belum mampu menghidupkan blog-blog saya tersebut.


Menurut beliau yang sudah berkecimpug di dunia blog sedari tahun 2007, blogging menjadi hal yang sangat penting untuknya, sebagai pendidik, pemilik bisnis dan untuk kehidupan sehari-harinya, dimana blog bisa membantunya secara perlahan, memberi waktu untuk merefleksikan dirinya sendiri dari apa yang dipelajari dan dilakukan. Latihan menulis tidak hanya mengkonsolidasi pemikirannya sendiri, namun juga merekam secara permanent pada pertumbuhannya dari waktu ke waktu.

Memulai menulis di blog sama artinya kita siap bersedia untuk keluar dari zona nyaman

Hal ini dikarenakan kita secara tidak sadar akan menekuni hal baru yang memerlukan kesabaran dan kesadaran dalam berbuat. Tulisan kita di blog memungkinkan akan menginspirasi orang lain, untuk itu sebaiknya mulai belajar menulis hal positif dan berbau optimisme sebagai bentuk semangat pemula.


Bapak Agus menyampaikan tiga jenis blog yang banyak diminati, diantaranya; Review produk ,  Memberikan tips dan trik Bercerita pengalaman (personal branding).
Pada awalnya Bapak Agus menulis di blog karena mencari tempat untuk curhat dalam mengatasi puncak kejenuhan dalam menjalankan tugas pokoknya sebagai pendidik. Hal ini sedikit persis dengan saya, kenapa saya ingin belajar menulis dan bertekad menghidupkan blog saya dengan tulisan, salah satunya karena saya jenuh terhadap apa yang bisa saya perbuat, yang terlalu monoton dan hanya itu-itu saja.
Saya suka berinovasi dalam pembelajaran namun masih kesulitan bagaimana menyimpan ide dan kreativitas saya dalam bentuk tulisan yang mungkin kelak dapat menginspirasi orang lain.
Bosan menjadi guru biasa yang teramat biasa melecut keinginan saya untuk dapat berbuat lebih. Dan malam ini, saya belajar dari Bapak Agus bagaimana memulainya. yakni :

1. Mulai dengan berpikir kesulitan apa sebagai guru.
2. Mencari atau riset  di internet mengenai solusi keluhan tersebuat.
3. Mengujicobakan di kelas.
4. Menulis hasilnya di blog
















Menurut beliau selain dapat mengekspresikan diri ternyata dengan menulis di blog, beliau merasakan manfaat yang tak terduga, antara lain :

1. Makin mencintai dunia pendidikan
seringnya beliau mengupas hal-hal yang berkaitan dengan dunianya sebagai pendidik menjadikan beliau semakin mengenali dunia tersebut dan semakin menumbuhkan rasa mencintai, rasa memiliki yang memicu ingin memberikan sumbangsihnya untuk memajukan dunia tersebut.

2. Promosi dalam bidang pekerjaan.
Waktu memulai menulis blog beliau adalah guru, kemudian menjadi kepala sekolah dan saat ini menjadi konsultan,  pembicara serta pemimpin program peningkatan kualitas pendidikan di beberapa provinsi di Indonesia.


3. Menjadi pembicara
Kemampuan menulis yang terus diasah dan dikembangkan, pada akhirnya menasbihkan beliau menjadi pembicara handal yang tak diragukan lagi kompetensinya dalam menulis. Beliau sering diundang untuk menjadi pembicara (narasumber) baik untuk menularkan ilmunya terkait sebagai pendidik maupun penulis. Seorang pembicara belumlah dikatakan menjadi seorang yang handal tanpa ia menjadi penulis.Dikarenakan saat menulis seseorang akan melakukan riset dalam membuat materi yang hendak dibawakan sebagai pembicara menjadi bernafas dan bermakna.
beliau menambahkan, ada hal yang tidak akan kita duga saat menjadi penulis. Keterampilan kita menjadi berbuah dengan tambahan profesi sebagai pemateri/pembicara dan fasilitator hanya saja harus dibarengi dengan belajar sedikit lagi mengenai andragogy (pendidikan orang dewasa).


Kiat Menjaga Konsistensi Dalam Menulis Blog

untuk menjaga konsistensi dalam menulis, khususnya di blog, maha sangat penting bagi blogger pemula untuk memahami “BAGAIMANA MENULIS BLOG DENGAN BAIK?”

CONTENT (ISI BLOG)
Pada bagian ini menjadi alasan utama WHY (Kenapa)?
Sebelum menulis mengenal diri sendiri sangatlah berpengaruh pada hasil dan gaya tulisan kita, kenpa kita melakukan kegiatan blogging dan apa yang akan kita post di laman blog kita akan membangun karakter kita baik dari segi gaya bahasa maupun sudut pandang.
Pada bagian ini membutuhkan kita untuk berfikir,  merefleksikan sesuatu, berkomunikasi dan menjelaskan ide secara sistimatis, jelas dan berkesinambungan.


CHECKLIST 
Bagian ini menekankan pada keterampilan yang harus kita lakukan sebelum menekan “publish/ terbitkan"

Pada bagian ini mengharuskan ketelitian, self-check, disiplin, dan mengikuti langkah-langkah dalam proses pembuatan blog. Yakni :

1. judul yang tertulis harus menggunakan HURUF KAPITAL pada seita tulisan
2. Post memiliki satu atau lebih KATEGORI
3. Tidak lupa untuk mengecek ulang untuk COPS : Capitalization (Kapitalisasi), Organization (Penyusunan), Punctuation (Tanda Baca) , dan Spelling (Ejaan)

Pada faktanya masih banyak guru yang enggan menulis karena berfikir ia tidak dapat dapat menulis. Atau bisa menulis namun dikuasai rasa kurang percaya diri, merasa dirinya bukan ahli dan merasa diri tidak pantas untuk berbagi pengalaman.
Padahal hanya dibutuhkan niat dan benar-benar bergerak untuk memulai. Setidaknya tujukan tulisan kita untuk pribadi kita sendiri saja dulu,seperti saat kita dengan enteng menulis story WA ataupun status di facebook. Intinya berani menulis saja dulu, dan menikmati menulis tanpa beban. Jika ada orang lain yang suka pada tulisan kita, anggap itu bonus.

Kiat untuk menjaga konsistensi kita dalam menulis bisa ditumbuhkan dengan :
1. Menulis hal yang dekat dangan keseharian
2. Menulis untuk diri sendiri
3. Lakukan mikro blogging yaitu menulis singkat singkat di update status Facebook atau Twitter lalu disatukan menjadi satu tulisan di blog



Q & A

Pada sesi tanya jawab Bapak Agus menanggapi pertanyaan peserta mengenai bagaimana menciptakan personal branding.
Sebelum menjawabnya, terlebih dahulu beliau menjelaskan perbedaan Personal Branding dengan School Branding. Jikalau seseorang ingin lakukan branding dirinya maka disebut personal branding, sedangkan jika sebuah sekolah ingin lakukan branding maka sebutannya menjadi school branding.

Branding erat artinya dengan pembeda dari yang sejenis.  Sebuah sekolah yang sadar branding dia akan duduk bersama menentukan arah positioning nya di masyarakat. Sementara jika guru lakukan personal branding maka ia akan fokus pada apa yg di miliki dibanding kelemahan. Kemudian dengan dukungan  peran serta medsos maka personal branding guru akan makin cepat.

Ketika beliau memulai membangun personal brandingnya, beliau memulai dengan brand guru kreatif. Lalu beliau mulai menulis hal-hal.yang orang ingin ketahui lewat tips-tips atau resep-resep pengajaran terkini.

Dalam branding dikenal istilah reputasi dan pencitraan.

Reputasi cara mendapatkannya dengan kerja keras dan konsistensi, sedangkan pencitraan mudah dilakukan namun cenderung tidak bertahan lama

Catatan mengenai Branding dan personal Branding
1. Branding erat kaitannya dengan pencitraan.
Disarankan untuk membangun branding yang awet dibutuhkan kerja keras sehingga apa yang kita  bangun bisa menjadi sebuah reputasi.

2. Personal  Branding yang tepat dapat membuat guru menjelma menjadi ahli. Dunia di medsos sangat welcome dengan sosok guru yang memberikan kontribusi kepada masyarakat luas., tanpa memandang umur dan masa kerja.

Share tulisan kita di medsos milik pribadi, kemudian arahkan ke blog kita serta menulis topik kekinian merupakan cara cepat untuk mengenalkan blog kita dan agar blog kita cepat ramai dikunjungi oleh pembaca. selain itu beliau memberikan pemaparan mengenai 5 Peluang untuk Memperkuat Tulisan kita diantaranya :

1. KEYWORD (KATA KUNCI)
2. VISUAL (VISUALISASI)
3. SOCIAL (SOSIAL)
4. HEADLINE (BERITA UTAMA)
5. HYPERLINKED (KONEKSI)

Jika kita hendak benar-benar ingin menekuni menulis, beliau menyarankan agar kita menyediakan waktu khusus yang didedikasikan untuk menulis.

Pelajaran penting bagi saya yang ingin mengembangkan dan menghidupkan blog-blog saya salah satunya menghindari keterikatan yang menjadikan tulisan kita menjadi kaku dan terkesan dipaksakan.

BEBERAPA “ATURAN” NGEBLOG YANG TIDAK HARUS ANDA IKUTI

1. Blog harus selalu sebanyak 500 kata
2. Blog mengharuskan keahlian mendongeng/menjelaskan
3. Blog diisi dengan pertanyaan
4. Blog harus sempurna sebelum akan dibagikan
5. Blog harus sepenuhnya original
6. Blog selalu untuk pembaca yang luas

adakalanya aturan-aturan diatas perlu untuk diabaikan saja, apalagi untuk penulis pemula. Menghindarkan diri dari pusaran teror "Akankah tulisan kita diminati dan dinikmati orang?"yang mendera penulis pemula dirasa lebih perlu ketimbang harus memenjarakan diri pada aturan (pakem) diatas.

Angin segar buat saya blogger pemula, menurut beliau tidak ada yang salah dengan tema-tema tulisan yang selama ini menghias blog saya, hanya harus dipertajam, yang awalnya menulis untuk keperluan belajar mengajar saya di kelas dapat ditambahkan konten-konten lain yang mewakili diri saya dari segi yang berbeda. Menggeser sasaran pembaca yang awalnya untuk konsumsi sendiri dan kalangan tertentu (siswa saya) hendaknya diperluas untuk audiens yang lebih luas.


Tak terasa perkuliahan malam ini akhirnya sampai pada simpulan
1. Menulislah singkat singkat saja. 
Saya terinspirasi betul dengan Seth Godin yang tiap hari menulis diblognya dengan singkat namun padat pengetahuan dan intisari pengalaman.

2. Jika sudah terbiasa menulis maka akan merasa kurang jika belum menutup hari dengan menulis.
3. Menuliskah dimana saja dan dengan alat apa saja. Saat saya menulis tulisan ini saya gunakan fasilitas notes di smart phone saya, sambil menikmati perjalanan berangkat kerja dengan komuter di pagi hari. Jadi tidak mesti menunggu berhadapan dengan laptop atau komputer baru menulis.

Jika demikian mengapa bagi sebagian pendidik menulis di blog itu menjadi hal yang memberatkan, padahal dengan terampil dan menarik mereka menulis status di update media sosial mereka dengan tulisan menyentuh dan menggugah semangat? hal-hal berikut ini adalah bisa menjadi kemungkinan jawabannya

menulis di blog perlu waktu lama untuk bisa dikenal publik atau bahkan bisa ‘tercium’ oleh mesin pencari google. Tidak ada instant gratification seperti kita menulis di facebook yang dalam waktu sekejap bisa dapatkan ‘jempol’ atau likes

menulis di blog dianggap perlu punya latar belakang teori padahal tidak selalu. Blog lebih bernuansa ‘diary’ atau refleksi pengalaman.

menulis blog dianggap seperti menulis makalah ilmiah yang membuat pendidik merasa mesti tampil ‘sempurna’. Jika pendidik itu kemudian berhasil menulis biasanya kemudian blognya menjadi lama diisi kembali dikarenakan energinya habis dan menjadi kehilangan selera untuk mengisinya kembali. Lebih baik menulis singkat. padat dan jelas daripada sekali menulis sempurna lalu setelah itu hilang.

Bayangkan jika semua pendidik berkenan berbagi pengalamannya lewat tulisan, singkat dan bersemangat, dijamin pendidikan Indonesia menjadi maju dan berkembang dalam waktu yang cepat. Hal ini dikarenakan cerita dari ‘lapangan’ bisa dibagi dan dibaca dan dijadikan inspirasi oleh si pembaca untuk diterapkan di sekolahnya masing-masing.


Intinya untuk dapat menulis hanya diperlukan dua hal yakni niat dan aktion. Niat tanpa action sama juga bohong, yang ada terus menunda dan menunda hingga tulisan yang kita cita-citakan tak akan pernah berwujud, alias hanya angan belaka. Demikian pula action tanpa kesungguhan niat tak akan bertahan lama. Ketika menghadapi sedikit hambatan akan segera ditinggalkan atau akan mudah sampai pada titik jenuh.  Mencintai sebelum memulai menulis ibarat nafas bagi penulis, selagi nafas itu masih ada tak akan lelah ia menggerakkan jari dan berkelana pikiran merengkuh ide dan gagasan yang tak pernah ada habisnya. 


Posting Komentar

5 Komentar

Trimakasih atas kunjungannya, semoga bermanfaat!