Advertisement

SAYA MENGAJAR, SAYA HARUS BELAJAR

Saya Mengajar, Saya Harus Belajar
Oleh: Hikari Yuli


enang rasanya, melihat guru Indonesia ditengah kondisi pandemi COVID-19 dan Puasa Ramadhan masih tetap semangat, dan tetap produktif. Hal itu terlihat dari animo peserta dibeberapa pelatihan online seperti pembatik oleh Pusdatin kemendikbud, Pelatihan oleh Etraining SEAMOLEC, SIM Guru Pembelajar IGI maupun pelatihan oleh P3G Jawa Timur dan yang terbaru adalah Go Book Jatim Cerdas.


Dari sekian banyak pelatihan tersebut yang cukup ramai adalah pelatihan pembuatan media pembelajaran berupa blog guru, hal tersebut ditengarai dengan adanya peningkatan jumlah peserta yang cukup signifikan pada kanal pelatihan SAGUSABLOG. Hal ini bisa jadi karena blog menjadi alternatif media pembelajaran jarak jauh yang cukup mudah dibuat dan cukup efektif.
Selama bulan Ramadhan ini, kanal SAGUSABLOG telah mengadakan 2 kali kegiatan spektakuler. Awal puasa kanal ini mengajak sahabat guru pembelajar di kelas lanjutan membuat media pembelajaran berbasis Blog, dan terlaksana dengan sukses dengan peserta sebanyak 203 Guru Pembelajar. Belum berakhir perpanjangan waktu kegiatan kelas lanjutan, kanal terfavorit di SIM-GP IGI ini telah membuka pendaftaran untuk Kelas Dasar angkatan 40. Dan luar biasa respon dari bapak ibu guru hebat di nusantara ini, tercatat ada 587 peserta guru pembelajar dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia telah mengikuti kegiatan yang dimulai sejak 8 Mei 2020 dan berakhir pada 14 mei 2020. Setidaknya ada 34 kelas dengan kapasitas kelas besar dan 68 mentor kelas yang terlibat dalam kegiatan ini. Kelas yang biasanya diisi 10 peserta, pada periode ini harus membengkak hingga 17 sampai 20 peserta. 
Animo guru pembelajar yang tinggi, membuat Founder kanal Mr. Mung kualahan mengatasi peserta yang membludak. Sehingga menutup pendaftaran lebih awal. Jumlah 587 peserta ini hampir dua kali lipat dari jumlah peserta pada periode-periode sebelumnya, yang hanya terbatas kurang dari 300 peserta.
Pembatasan quota peserta ini dimaksudkan agar pembelajaran yang dilakukan dapat berjalan lebih efektif. Sebab, kegiatan ini hampir setiap pekan membuka pendaftaran. Setidaknya 2 - 3 kali kegiatan dalam sebulan. Oleh sebab itu, pembatasan peserta dibatasi untuk menjaga stamina mentor-mentor kelas yang terlibat dalam kegiatan ini. Dan pada periode ini saya yang tadinya mau konsentrasi ke pelatihan pembatik yang saya ikuti sebagai peserta akhirnya menyempatkan diri untuk ikut berpartisipasi menjadi salah satu mentornya. 
Tentunya ini bukan kali pertama bagi saya berpartisipasi menjadi mentor pada pelatihan sagusablog, namun begitu selalu ada  warna berbeda dan pelajaran berbeda yang saya dapatkan dalam kegiatan ini. Seperti halnya ketika saya mengajar disekolah maka yang pertama saya  harus mengenali karakter peserta didik. Demikian pula ketika saya menjadi mentor/fasilitator maka saya juga harus belajar mengenali peserta kelas saya. Waktu yang hanya satu minggu tidak untuk menjadi alasan untuk tidak mempelajari kareakteristik peserta.  Justru mengenal karakteristik peserta menjadi bagian wajib yang harus dilakukan mengingat peserta yang heterogen baik dari segi usia latar belakang daerah asal sampai pada faktor topografi tempat tinggal juga beragam kesibukan peserta. Peserta yang berasal dari seluruh penjuru nusantara tentu mempunyai kendala yang berbeda-beda, salah satunya ada yang terkendala jaringan karena daerah tempat tinggal yang masih sulit jaringan internet, adapula kendala listrik yang hanya menyala 4 jam sehari dan sebagainya.

Di kelas,  saya pun tidak serta merta hanya mengoreksi tugas peserta. Namun saya juga harus banyak belajar, bagaimana menyikapi peserta. Memberikan pelayanan yang baik. Terlebih pada kelas dasar yang sebagian besar peserta adalah anggota baru alih-alih sudah mengenal blog bahkan ada yang taunya menggunakan komputer hanya sebatas mengetik diword saja. Jadi harus ekstra sabar mengarahkan, hati-hati  untuk memberikan feedback agar peserta tidak menjadi patah semangat. Optimalisasi pelayanan sebisa mungkin ditujukan untuk memberikan kesan yang baik dan menarik agar peserta dengan senang hati mengikuti kegiatan saat ini maupun yang akan datang.

Sekali lagi tugas mentor  tidak hanya sekedar mengoreksi salah dan benar hasil pekerjaan peserta. Namun dengan spirit Sharing And Growing Together harus memberikan solusi pemecahan masalahnya. Tentu saja peserta sudah membaca modul dan tutorial yang diberikan. Namun terkadang pemahaman peserta berbeda, sehingga muncul sebuah masalah.
Nah, disinilah tugas sebagai mentor memberikan bantuan, memberikan pelayanan, memberikan solusi serta pendampingan kepada peserta dalam memahami modul yang dikerjakan.
Saya pun banyak belajar dari para peserta sagusablog angkatan 40. Ditengah kondisi pandemi, tetap semangat untuk belajar. Rerata peserta bukan lagi pada usia yang masih muda. Banyak para guru senior dikelas. Meski lahir dijaman masih jauh dari dunia IT. Tetapi semangat untuk belajar tak pernah kalah dengan kemajuan IT. Salam hormat untuk para guru. Harus tetap santun dan hormat dalam melakukan pendampingan. Sebagaimana pesan dari faounder kami bahwasanya mentor tidak boleh kaku, maka sudah selayaknyalah bagi kami belajar memahami kendala para peserta dan membantu memberi solusi dengan cara yang luwes dan tidak mengesampingkan etika serta adab karena mereka bukan peserta biasa, tapi mereka adalah para pendidik apalagi banyak yang secara usia adalah para senior-senior yang tentunya tidak bisa kita pandang sebelah mata. Mendampingi belajar pendidik tentunya berbeda dengan mengajar siswa di kelas ini perlu digaris bawahi.
Belajar lebih sabar,  belajar lebih ikhlas,  belajar lebih semangat,  dan belajar menghargai hendaknya diniatkan jika memang benar ingin berpartisipasi dalam kegiatan ini bukan untuk mengejar sertifikat belaka.

Posting Komentar

0 Komentar