Saya Mengajar, Saya Harus Belajar
Oleh: Hikari Yuli
Dari sekian banyak pelatihan tersebut yang cukup ramai adalah pelatihan pembuatan media pembelajaran berupa blog guru, hal tersebut ditengarai dengan adanya peningkatan jumlah peserta yang cukup signifikan pada kanal pelatihan SAGUSABLOG. Hal ini bisa jadi karena blog menjadi alternatif media pembelajaran jarak jauh yang cukup mudah dibuat dan cukup efektif.
Selama bulan
Ramadhan ini, kanal SAGUSABLOG telah mengadakan 2 kali kegiatan spektakuler.
Awal puasa kanal ini mengajak sahabat guru pembelajar di kelas lanjutan membuat
media pembelajaran berbasis Blog, dan terlaksana dengan sukses dengan peserta
sebanyak 203 Guru Pembelajar. Belum berakhir perpanjangan waktu kegiatan kelas
lanjutan, kanal terfavorit di SIM-GP IGI ini telah membuka pendaftaran untuk
Kelas Dasar angkatan 40. Dan luar biasa respon dari bapak ibu guru hebat di
nusantara ini, tercatat ada 587 peserta guru pembelajar dari seluruh provinsi
yang ada di Indonesia telah mengikuti kegiatan yang dimulai sejak 8 Mei 2020
dan berakhir pada 14 mei 2020. Setidaknya ada 34 kelas dengan kapasitas kelas
besar dan 68 mentor kelas yang terlibat dalam kegiatan ini. Kelas yang biasanya
diisi 10 peserta, pada periode ini harus membengkak hingga 17 sampai 20
peserta.
Animo guru
pembelajar yang tinggi, membuat Founder kanal Mr. Mung kualahan mengatasi
peserta yang membludak. Sehingga menutup pendaftaran lebih awal. Jumlah 587
peserta ini hampir dua kali lipat dari jumlah peserta pada periode-periode
sebelumnya, yang hanya terbatas kurang dari 300 peserta.
Pembatasan quota
peserta ini dimaksudkan agar pembelajaran yang dilakukan dapat berjalan lebih
efektif. Sebab, kegiatan ini hampir setiap pekan membuka pendaftaran.
Setidaknya 2 - 3 kali kegiatan dalam sebulan. Oleh sebab itu, pembatasan
peserta dibatasi untuk menjaga stamina mentor-mentor kelas yang terlibat dalam
kegiatan ini. Dan pada periode ini saya yang tadinya mau konsentrasi ke pelatihan
pembatik yang saya ikuti sebagai peserta akhirnya menyempatkan diri untuk ikut
berpartisipasi menjadi salah satu mentornya.
Tentunya ini
bukan kali pertama bagi saya berpartisipasi menjadi mentor pada pelatihan
sagusablog, namun begitu selalu ada warna berbeda dan pelajaran berbeda yang saya dapatkan dalam kegiatan
ini. Seperti halnya ketika saya mengajar disekolah maka yang pertama saya harus mengenali karakter peserta didik.
Demikian pula ketika saya menjadi mentor/fasilitator maka saya juga harus
belajar mengenali peserta kelas saya. Waktu yang hanya satu minggu tidak untuk
menjadi alasan untuk tidak mempelajari kareakteristik peserta. Justru mengenal karakteristik peserta menjadi
bagian wajib yang harus dilakukan mengingat peserta yang heterogen baik dari
segi usia latar belakang daerah asal sampai pada faktor topografi tempat
tinggal juga beragam kesibukan peserta. Peserta yang berasal dari seluruh
penjuru nusantara tentu mempunyai kendala yang berbeda-beda, salah satunya ada
yang terkendala jaringan karena daerah tempat tinggal yang masih sulit jaringan
internet, adapula kendala listrik yang hanya menyala 4 jam sehari dan
sebagainya.
Di kelas, saya pun tidak serta merta hanya
mengoreksi tugas peserta. Namun saya juga harus banyak belajar, bagaimana
menyikapi peserta. Memberikan pelayanan yang baik. Terlebih pada kelas dasar
yang sebagian besar peserta adalah anggota baru alih-alih sudah mengenal blog
bahkan ada yang taunya menggunakan komputer hanya sebatas mengetik diword saja.
Jadi harus ekstra sabar mengarahkan, hati-hati
untuk memberikan feedback agar peserta tidak menjadi patah semangat.
Optimalisasi pelayanan sebisa mungkin ditujukan untuk memberikan kesan yang
baik dan menarik agar peserta dengan senang hati mengikuti kegiatan saat ini
maupun yang akan datang.
Sekali lagi tugas
mentor tidak hanya sekedar mengoreksi
salah dan benar hasil pekerjaan peserta. Namun dengan spirit Sharing And
Growing Together harus memberikan solusi pemecahan masalahnya. Tentu saja
peserta sudah membaca modul dan tutorial yang diberikan. Namun terkadang
pemahaman peserta berbeda, sehingga muncul sebuah masalah.
Nah, disinilah
tugas sebagai mentor memberikan bantuan, memberikan pelayanan, memberikan
solusi serta pendampingan kepada peserta dalam memahami modul yang dikerjakan.
Saya pun banyak
belajar dari para peserta sagusablog angkatan 40. Ditengah kondisi pandemi,
tetap semangat untuk belajar. Rerata peserta bukan lagi pada usia yang masih
muda. Banyak para guru senior dikelas. Meski lahir dijaman masih jauh dari
dunia IT. Tetapi semangat untuk belajar tak pernah kalah dengan kemajuan IT.
Salam hormat untuk para guru. Harus tetap santun dan hormat dalam melakukan
pendampingan. Sebagaimana pesan dari faounder kami bahwasanya mentor tidak
boleh kaku, maka sudah selayaknyalah bagi kami belajar memahami kendala para
peserta dan membantu memberi solusi dengan cara yang luwes dan tidak
mengesampingkan etika serta adab karena mereka bukan
peserta biasa, tapi mereka adalah para
pendidik apalagi banyak yang secara usia adalah para senior-senior yang
tentunya tidak bisa kita pandang sebelah mata. Mendampingi belajar pendidik tentunya berbeda
dengan mengajar siswa di kelas ini
perlu digaris bawahi.
Belajar
lebih sabar, belajar lebih ikhlas, belajar lebih semangat, dan belajar menghargai hendaknya diniatkan
jika memang benar ingin berpartisipasi dalam kegiatan ini bukan untuk mengejar
sertifikat belaka.
0 Komentar
Trimakasih atas kunjungannya, semoga bermanfaat!