Advertisement

Belajar Bilang “O” (Antologi Pembeljaran Terbaik)

Belajar Bilang “O”


Oleh: Hikari Yuli





Sesungguhnya bangsa Indonesia memiliki sejarah gemilang. Warisan Budayanyapun masih terlihat sampai sekarang. Kerajaan Sriwijaya mampu membangun istana diatas air ketika bangsa-bangsa Eropa masih tinggal di goa. Candi Borobudur dibangun  600 tahun sebelum katedral pertama didirikan di Eropa. Pelaut-pelaut kita sudah menjelajahi samudera sebelum pelaut bangsa lain mengelilingi bumi. Hal ini menunjukkan bahwa bangsa kita lebih dahulu mengenal dan memiliki peradaban maju sebelum bangsa lain bahkan bangsa Eropa sekalipun.




Lalu kenapa bangsa kita sekarang jauh tertinggal dari bangsa lain? Menilik reputasi sejarah bangsa kita, harusnya bangsa Indonesia saat ini sudah dapat menjadi rule model bagi dunia dalam perkembangan peradabannya andaikan bangsa ini mampu mewariskan kecakapan tersebut melalui pendidikan maju dan terarah. Namun, faktanya pendidikan di Indonesia masih sangat jauh tertinggal untuk dikatakan sebagai pendidikan dengan pembelajaran terbaik, hal ini semakin nyata terlihat ketika dunia pendidikan harus berjibaku melakukan pembelajaran jarak jauh PJJ) pada masa pandemi COVID -19.

Disana-sini masih terlihat berbagai bentuk ketidaksiapan dunia pendidikan kita untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh tanpa mengurangi esensi pembelajaran itu sendiri. Keterbatasan kompetensi SDM utamanya pendidik dalam memanfaatkan TIK serta mengintegrasikannya dalam pembelajaran merupakan kendala terbesar untuk dapat menampilkan pembelajaran terbaik pada saat bencana (pandemi) terjadi.

Seorang pendidik di era sekarang harus menguasai TPACK (Technological, Pedagogical, Content Knowledge) untuk itu perlu adanya kesadaran dari masing-masing individu pendidik untuk berupaya meningkatkan kompetensi guna mencapai profesionalisme fungsionalnya.

Perlu disadari pula bahwasanya pembelajaran terbaik adalah pembelajaran bermakna secara keseluruhan, mulai dari proses sampai pada hasil serta mereview kembali untuk perbaikan kedepannya. Sedangkan yang dimaksud dengan pembelajaran bermakna tentunya bukan sekedar terjadi transformasi pengetahuan namun dalam prosesnya harus dibarengi dengan penanaman karakter melalui tindakan nyata yang hendaknya dicontohkan oleh pendidik sebagai motivasi serta mengarahkan peserta didik untuk mencapai 4 karakter minimal yang harus dimiliki peserta didik yakni kreatif, Berfikir kritis, komunikatif dan kolaborasi.

Pembelajaran yang baik mampu memicu lebih banyak rasa ingin tau peserta didik, menuntutnya berliterasi mengumpulkan informasi serta menganilisa masalah berdasar informasi yang diperolah, kemudian mengkomunikasikannya dalam sebuah diskusi ber-arah serta berkolaborasi memecahkan masalah tersebut.

Tentu saja dalam pelaksanaan PJJ bukan berarti guru hanya mewakilkan pembelajarannya kepada modul maupun LMS serta penugasan namun sebagai fasilitator, seorang guru dituntut untuk benar-benar mampu menciptakan kondisi belajar yang efektif. Guru dituntut merancang suatu perencanaan pembelajaran yang mampu merangsang keaktifan siswa untuk turut ambil bagian dalam pembelajaran serta menyusun media pendukungnya.

Kelas maya juga harus dibangun untuk memungkinkan terjadinya interaksi antara Guru, siswa dan sumber belajar, juga dimungkinkan adanya diskusi antar siswa, maupun antara siswa dan guru sebagai fasilitator sekaligus bertanggungjawab memonitor keberlangsungan pembelajaran tersebut.

Pembelajaran Inkuiri, Blended Learning, SOLE adalah beberapa contoh model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam PJJ abad 21. Analisis topik (materi) pelajaran dan RPP menjadi mutlak dilakukan oleh guru sebelum pelaksanaan pembelajaran guna memastikan kesesuaian media serta permasalahan yang memungkinkan mengarahkan siswa untuk mencapai 4C selama proses pembelajaran.


Pembelajaran terbaik bagi saya bukan pembelajaran yang bertele-tele dengan teori-teori dan rumus, cukuplah setelah pembelajaran tersebut  siswa mampu menjawab “Mengapa begini? Mengapa begitu?” dengan “O…. Jika begini maka akan Bla bla bla dan jika begitu maka akan titik titik titik…”.


Posting Komentar

1 Komentar

  1. Mantul. Saya belajar maka saya harus rajin membaca agar tak kehilangan kata kata tulidan yg bagus dan menginspirasi

    BalasHapus

Trimakasih atas kunjungannya, semoga bermanfaat!