Advertisement

Penerapan Problem Based Learning dalam Menemukan Konsep Trigonometri Jumlah Dua Sudut

Model pembelajaran PBL (problem based learning) adalah sistem pembelajaran yang berpijak pada masalah yang dihadapi siswa pada saat proses mendapatkan ilmu pengetahuan. Ini berfungsi agar siswa bisa mandiri dalam menemukan solusi berdasarkan masalah yang ada.


Model pembelajaran PBL (problem based learning) adalah sistem pembelajaran yang berpijak pada masalah yang dihadapi siswa pada saat proses mendapatkan ilmu pengetahuan. Ini berfungsi agar siswa bisa mandiri dalam menemukan solusi berdasarkan masalah yang ada.


Dalam prosesnya, pembelajaran PBL atau dalam bahasa Indonesia berarti pembelajaran berbasis masalah (PBM). Memanfaatkan strategi yang lebih sistematik untuk menemukan solusi dari masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari pada siswa.


Dengan adanya landasan strategi ini, siswa bisa menuai hasil dari PBL sebagai pola pikir di masa depan guna menemukan solusi dari berbagai macam masalah yang akan dihadapi. Sehingga problematika dalam hidup akan berangsur-angsur teratasi.



Berikut adalah penggunaan sintaks dari model pembelajaran problem based learning:


Fase 1

Orientasi peserta didik kepada masalah

  • Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yg dibutuhkan
  • Memotivasi peserta didik untuk terlibat aktif dalam pemecahan masalah yang dipilih.
Pada Fase ini guru melakukan strategi dengan setrategi berikut :

1. Guru mengajak siswa bermain lipat kertas.

2. Guru membagikan kertas origami pada siswa. 

3. Guru memberikan intruksi sebagai berikut:

  • Beri nama titik sudunya sehingga akan diperoleh persegi ABCD.

  • Himpitkan titik B ke A dan C ke D sedemikian hingga diperoleh garis lipatan (namakan garis l   ) yang membagi kertas menjadi dua bagian yang kongruen. 

  • Buka kembali kertas lipatanmu kemudian himpitkan ujung kertas lipat yang bernama titik B tepat berada pada garis sedemikian hingga garis lipatannya melalui titik A (garis lipatnya dinamakan m ), beri titik pada pertemuan titik B dengan garis.

  • Buka kembali kertas lipatmu dan beri nama titik  yang terletak di garis  l  dengan nama titik E, titik potong garis dengan AB dengan nama titik F, titik potong garis dengan BC dengan nama titik G.

4. Guru mengajukan pertanyaan : 

"Tanpa mengukur dengan penggaris busur derajat, berapakah besar sudut BAG?"

5. Guru memberi jeda waktu untuk peserta didik memberikan respon. 
(diharapkan anak akan berfikir lebih untuk mengajukan hipotesa jawaban yang mungkin benar disertai alasan yang menguatkan)

6. Tanpa memberikan penguatan jawaban yang benar, guru mengajukan pertanyaan kembali :

"Tanpa mengukur dengan penggaris busur derajat, berapakah besar sudut BAE?"
7. Guru memberi jeda waktu kembali untuk peserta didik berfikir dan memberikan respon. 
(diharapkan anak akan berfikir lebih untuk mengajukan hipotesa jawaban yang mungkin benar disertai alasan yang menguatkan)

8. Guru meminta siswa melipat kembali kertasnya pada posisi titik B berhimpit dengan titik E. 
9. Guru meminta siswa meminta siswa melipat kertasnya dengan menghimpitkan titik D pada garis m. 

10. Guru mengajukan pertanyaan berapakah sudut yang terbentuk pada hasil lipatan diatas.


11. Guru memberi jeda waktu pada peserta didik untuk berfikir dan memberikan jawaban.
(Diharapkan siswa dapat melakukan identifikasi,analisis serta menggeneralisasikan simpulan jawaban yang tepat sehingga mereka akan menguatkan pemahamannya sendiri). 

12. Guru mengajukan kembali pertanyaan sebelumnya yakni : 
"Berapakah besar sudut BAG?"
"Berapakah besar sudut BAE?"


13. Guru merangsang rasa ingin tahu siswa dengan bertanya:

  "Dapatkah kalian membuktikan secara matematis besar sudut BAE yang kalian peroleh?"

(Diharapkan siswa akan memberikan jawaban yang menunjukkan adanya rasa ingin tahu dan ketertarikan untuk membuktikan secara matematis")


14. Kemudian guru memastikan untuk menghubungkan pengetahuan awal tadi dengan pengetahuan baru yang akan dipelajari dengan memberikan beberapa pertanyaan lanjutan.




Fase 2

Mengorganisasikan peserta didik.
  • Membantu peserta didik mendefinisikan danmengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
Pada Fase Ini Guru Membagikan LK 1 , selanjutnya guru menyampaikan dasar pengetahuan dari konsep dasar, instruksi, sumber, koneksi dan keterampilan yang dibutuhkan dalam mata pelajaran yang akan disampaikan. Ini bermanfaat agar siswa bisa menangkap maksud dari apa yang disampaikan. Sehingga suasana pembelajaran akan terkoneksi dengan mudah dan visi misi pembelajaran bisa tercapai.

Fase 3
Membimbing penyelidikan individu dan kelompok.


1. Konsep Dasar (Basic Concept

Guru menyampaikan dasar pengetahuan ( silakan buka LK 1 ).
pada tahapan ini guru menyampaikan dari konsep dasar, instruksi, sumber, koneksi dan keterampilan yang dibutuhkan dalam mata pelajaran yang akan disampaikan. Ini bermanfaat agar siswa bisa menangkap maksud dari apa yang disampaikan. Sehingga suasana pembelajaran akan terkoneksi dengan mudah dan visi misi pembelajaran bisa tercapai.

2. Pendefinisian Masalah (Defining The Problem

Pada bagian ini guru mengutarakan skenario atau permasalahan, lalu siswa melaksanakan aktivitas brainstorming, ini berarti setiap siswa dalam grup harus menyatakan ide dan pendapat. Langkah ini bisa melahirkan berbagai macam ide pendapat.


3. Pembelajaran Mandiri (Self Learning

Siswa diharuskan menemukan referensi belajar dari banyak sumber agar permasalahan yang ada akan semakin jelas. Referensi bisa memiliki bentuk berupa artikel, video, perpustakaan, berita, situs internet, buku apapun itu asalkan bahan berasal dari sumber yang relevan.

Investigasi ini mempunyai misi penting yakni: Pertama agar siswa bisa menemukan sumber informasi dan memahami permasalahan dengan baik. Kedua agar siswa bisa bersatu dengan satu tujuan dalam mengutarakan isu didepan kelas secara akurat dan relevan.

4. Pertukaran Pengetahuan (Exchange Knowledge

Sesudah siswa memperoleh referensi yang diinginkan untuk penajaman materi. Pada pelajaran selanjutnya siswa diminta untuk berdiskusi dalam sebuah grup untuk mematangkan bahan sumber lalu merumuskan solusi untuk permasalahan grup. Sehingga pertukaran pengetahuan dalam grup diskusi bisa dilaksanakan dengan baik.

5. Penilaian (Assessment

Terdapat tiga bagian yang harus dilakukan ketika penilaian yakni sikap, pengetahuan dan keterampilan. Seluruh penilaian dalam kapabilitas siswa dalam memperoleh pengetahuan terdiri dari aktivitas pembelajaran yang dilaksanakan diantaranya adalah laporan, catatan, pekerjaan rumah, kuis, ujian tengah semester, dan ujian akhir semester.

Posting Komentar

0 Komentar